NEWS

Stu Ungar, Sang Legenda Poker

Mungkin diantara anda tidak begitu tahu bahkan mungkin belum pernah mendengar tentang Stu Ungar. Ya, Stu Ungar adalah pemain Poker legendaris yang dulu disegani oleh lawan-lawannya. Selain memiliki skill yang luar biasa, perawakan serta gaya bermainnya juga menjadi kenangan tersendiri bagi kalangan pemain Poker yang pernah berhadapan dengannya.

Salah satu kunci keberhasilan Stu adalah Victor Romano, yang dulu merupakan pemilik klub kecil di Manhattan, New York, tempat Stu bermain yang waktu itu mendapat julukan “The Kid”. Entah apa yang membuat Romano tertarik dengan Stu, dia yakin sekali bahwa pemain yang masih di bawah umur ini memiliki potensi yang bisa menjanjikan untuk proyek barunya.

Bukan hanya masalah uang saja yang dihadapi Stu yang membuat Romano tertarik, tetapi juga karena persoalan keluarga. Romano kenal dengan ayah Stu, yang meninggal terkena serangan jantung saat sedang berselingkuh. Hal tersebut membuat Stu diasuh oleh ibunya seorang diri, yang dimana ibunya tersebut adalah seorang pecandu obat-obatan terlarang.

Stu bisa dibilang salah satu pemain yang selalu bertindak buruk. Ia berbuat tidak sportif saat kalah, dan bertindak arogan saat menang. Mungkin kalau bukan dibantu serta dilindungi oleh Romano, Stu tidak akan keluar dengan selamat dari tempat ia bermain. Kebiasaan buruk ini tidak bisa diubah oleh Romano, walau sudah seringkali lawan Stu kehilangan kesabaran karena tingkahnya.

Pernah suatu kali, lawan Stu melempar kursi hingga mencederai bahunya. Waktu itu Romano menyuruh lelaki tersebut minta maaf dan menyalami Stu, tetapi lelaki itu menolak. Dua hari kemudian, mayat tersebut ditemukan sudah menjadi mayat di sebuah gang, tewas karena ditembak.

Bukan hanya keburukan di meja Poker, Stu juga sangat sembrono dalam mengelola atau menyimpan uang. Ia pernah menang lotre sebesar $20.000 saat ulang tahunnya yang ke 17, dan habis disaat itu juga karena ia mengalami kekalahan yang besar saat bermain Poker secara kredit. Karena kesembronoannya dalam mengelola uang ini yang membuat nama Stu juga dikenal di kalangan rentenir Manhattan. Stu banyak dikejar oleh debt collector, lagi-lagi kalau bukan Romano yang melindunginya mungkin ia sudah tewas. Romano juga menjelaskan kepada debt collector itu bahwa Stu bukanlah orang jahat, ia hanya kehilangan arah.

Kepopuleran Stu sudah menyebar di luar daerahnya, sehingga membuat sulit sekali untuk mencari lawan. Awalnya ia dan Romano pindah ke Florida untuk bermain dengan para pensiunan kaya raya, tetapi tempat ini tidak begitu disukai oleh Stu, akhirnya mereka pindah lagi ke tempat penjudi sejati, Las Vegas.

Kesuksesan Stu melesat saat di Las Vegas, dengan berpakaian polos dan gaya arogan serta skill yang ia miliki, Stu kerap menarik perhatian para pengunjung. Jadi pemain judi kecil-kecilan hingga yang kelas profesional pun banyak ia ikuti.

Salah satunya adalah Tournament Poker Dunia di Binion’s Horseshoe, dan ia menjadi pemain termuda dengan umur 26 tahun. Ia duduk di ruangan bersama 72 orang lainnya untuk memperebutkan $365.000. Disitu ia bermain agresif, bahkan sangat agresif, hingga menjadi momok bagi para lawannya.

Doyle Brunson, pemain senior Texas Hold’em Poker juga menilai bahwa permainan Stu meningkat seiring dengan jalannya permainan, dan Stu hanya menganggap World Series tersebut sebagai latihannya. Lawan Stu satu persatu gugur karena permainan agresif serta gertakannya.

Hingga akhirnya Stu mencapai final, mempertemukannya dengan Doyle Brunson. Saat istirahat, dengan percaya diri Stu mengatakan bahwa ia bertaruh $50.000 karena ia akan menang di pertandingan tersebut. Brunson memang menjadi pemain favorit saat itu, tetapi tak sampai 1 jam permainan Brunson kalah $274.000 dari Stu. Saat itu juga Stu dikerumuni oleh wartawan, dan menjadi pemenang World Series, sekaligus memecahkan rekor pemenang World Series termuda dalam sejarah.

OTHER NEWS